Bagi orang Indonesia kita tahu bahwa
tanggal 21 April adalah hari Kartini. Hari kelahiran seorang anak
manusia yang memperjuangkan emansipasi wanita rakyat Indonesia.
Tapi,
tahukah kamu ada apa di hari 22 April di tahun kabisat ?Yup........., Earth Day atau hari bumi.
Setiap
tanggal 22 April kita memperingati hari Bumi, planet yang telah berusia
kurang lebih 5.500.000.000 tahun.
Hari Bumi ini di Indonesia sebenarnya tidak lazim diperingati sebelum
tahun 1972, apalagi saat itu kekayaan alam kita masih sangat banyak dan
kondisi lingkungan hidup kita masih jauh lebih baik, sehingga rasanya
pada saat itu orang Indonesia masih “belum perlu” merasa khawatir untuk
menyelamatkan bumi dan lingkungannya. Gagasan hari bumi sendiri muncul
dari seorang senator dari Amerika Serikat Gaylorfd Nelson yang
menyaksikan betapa menurunnya kualitas lingkungan di bumi yang hanya
satu-satunya tempat hidup manusia. Kerusakan yang juga disebabkan oleh
ulah manusia itu sendiri sudah kian menjadi-jadi, sehingga setelah
menyampaikan pidatonya di Seattle pada tahun 1969, Gaylorfd bersama
dengan teman-teman LSM, 1500 perguruan tinggi, dan 10.000 sekolah, turun
ke jalan untuk mengadakan aksi penyelamatan bumi dari kerusakan.
Memang tak ada hubungannya dengan hari
sebelumnya dan untuk mencintai bumi tak harus di hari bumi. Namun,
saya harap dengan adanya hari bumi seperti ini dapat menggerakkan kita
semua untuk mencintai bumi mulai hari ini dan untukselamanya. Pemanasan
global, Efek rumah kaca, lapisan ozon yang makin menipis.... mungkin
satu dari beberapa hal yang harus diperhatikan untuk masa depan
kehidupan mendatang.
Dapatkah
anda bayangkan jika es di kutub utara mencair setengah bagian saja, maka
dapat dipastikan daratan yang mempunyai ketinggian yang sama dengan
lautan akan hilang dari peta peradaban.
" Tahukah kamu apa yang
dirasakan bumi sekarang ini ? "
Kita tahu bumi ini sudah sangat tua, bahkan
sejak turunnya manusia pertama dibumi, Nabi Adam, bumi kita pun pada
waktu itu sudah sangat tua.
Kerusakan
demi kerusakan tersebut menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal sebagai gas rumah kaca, terus
bertambah di udara akibat tindakan manusia melalui kegiatan industri,
khususnya CO2 dan chloro fluorocarbon. Yang terutama
adalah karbon dioksida, yang umumnya dihasilkan dari penggunaan
batubara, minyak bumi, gas, penggundulan hutan, serta pembakaran hutan.
Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri, sedangkan
emisi metan disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian.
Chlorofluorocarbon (CFC) merusak lapisan ozon seperti juga gas rumah
kaca menyebabkan pemanasan global, tetapi sekarang dihapus dalam
Protokol Montreal. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, asam
nitrat adalah gas-gas polutif yang terakumulasi di udara dan menyaring
banyak panas dari matahari.
Proses
pemanasan global dipicu oleh adanya efek rumah kaca, dimana energi dari
matahari memacu cuaca dan iklim bumi serta memanasi permukaan bumi;
sebaliknya bumi mengembalikan energi tersebut ke angkasa. Gas rumah kaca
pada atmosfer (uap air, karbon dioksida dan gas lainnya) menyaring
sejumlah energi yang dipancarkan, menahan panas seperti rumah kaca.
Tanpa efek rumah kaca natural ini maka suhu akan lebih rendah dari yang
ada sekarang dan kehidupan seperti yang ada sekarang tidak mungkin ada.
Jadi gas rumah kaca menyebabkan suhu udara di permukaan bumi menjadi
lebih nyaman sekitar 60°F/15°C. Tetapi permasalahan akan muncul ketika
terjadi konsentrai gas rumah kaca pada atmosfer bertambah. Sejak awal
revolusi industri, konsentrasi karbon dioksida pada atmosfer bertambah
mendekati 30%, konsetrasi metan lebih dari dua kali, konsentrasi asam
nitrat bertambah 15%. Penambahan tersebut telah meningkatkan kemampuan
menjaring panas pada atmosfer bumi. Mengapa konsentrasi gas rumah kaca
bertambah? Para ilmuwan umumnya percaya bahwa pembakaran bahan bakar
fosil dan kegiatan manusia lainnya merupakan penyebab utama dari
bertambahnya konsentrasi karbon dioksida dan gas rumah kaca.
”Earth is
enough to satisfy every man’s need, but not every man’s greed.”
“Alam ini akan selalu mampu mencukupi kebutuhan
makan bagi penghuninya, tetapi tidak mampu untuk mencukupi satu saja
manusia yang rakus”
Mahatma Gandhi
Mahatma Gandhi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar