Anda tahu air zam-zam, air segar dan menyegarkan. Bagi umat Islam tentu
tidak asing lagi mengenal yang satu ini. Kalangan kaum muslim dari
segala penjuru dunia, setiap tahunnya melakukan Haji dan Umrah di tanah
suci Mekkah untuk menunaikan rukun islam kelima.
Pernahkah anda berpikir sejenak, selama 1400 tahun tiidak sedikitpun
air zam-zam ini tercemar, terkontaminasi bakteri dan mengering dimusim
kemarau atau melimpah dikala musim hujan ...
Inilah rahmat Allah SWT yang patut kita syukuri ...
Subhanallah ...
Tak banyak yang tahu bagaimana caranya sumur zam-zam bisa mengeluarkan
puluhan juta liter pada satu musim haji, tanpa pernah kering satu kali
pun. Seorang peneliti pernah diperintahkan Raja Faisal menyelidiki
sumur zam-zam untuk menjawab tuduhan kotor seorang doktor dari Mesir.
Di Mekkah kita tak perlu khawatir dengan air minum. Di setiap sudut
Masjidil Haram kita bisa menemukan air zam zam, lengkap dengan cangkir
sekali pakainya. Tinggal pijit, langsung bisa diminum, dan gratis lagi.
Di area Masjidil Haram, di tempat Tawaf, tempat Sa’i, di halaman masjid
selalu tersedia air yang berkhasiat ini. Ketika pulang dari Masjidil
Haram, banyak jamaah mengisi dulu botol airnya dengan zam-zam lalu
ditenteng ke pemondokan. Lumayan, menghemat uang Real, tak perlu
belanja air mineral atau memasak air di dapur.
Berapa Juta Liter air zam-zam ?
Berapa banyak air zam-zam yang digunakan setiap musim haji? Mari kita
hitung secara sederhana. Jamaah haji yang berdatangan dari seluruh
penjuru dunia pada setiap musim haji dewasa ini berjumlah sekitar dua
juta orang. Semua jamaah diberi 5 liter air zam-zam ketika pulang nanti
ke tanah airnya. Kalau 2 juta orang membawa pulang masing-masing 5
liter zam-zam ke negaranya, itu saja sudah 10 juta liter. Disamping itu
selama di Mekkah, kalau saja jamaah rata-rata tinggal 25 hari, dan
setiap orang menghabiskan 1 liter sehari, maka totalnya sudah 50 juta
liter !!.
Ini hanya gambaran saja, betapa luar biasanya air zamzam ini dikonsumsi manusia, tanpa pernah kering!
Itulah salah satu keanehannya. Puluhan juta liter air bisa keluar dari
sumur di Mekkah ini yang letaknya di tengah padang pasir yang kering.
Daerah gurun yang hujannya saja cuma 2 kali setahun. Dan air itu keluar
dari sumur air yang hanya seukuran sekitar 5 x 4 meter sedalam 40-an
meter, bukan dari bendungan seukuran Waduk Ombo ataupun Waduk-waduk
lainnya yang ada di Indonesia misalnya. Allahu akbar.....
Keanehan air Zamzam
Pada tahun 1971, seorang Doktor dari negeri Mesir mengatakan kepada
Press Eropa bahwa air Zam-zam itu tidak sehat untuk diminum. Asumsinya
didasarkan bahwa kota Mekkah itu ada di bawah garis permukaan laut. Air
Zam-zam itu berasal dari air sisa buangan penduduk kota Mekkah yang
meresap, kemudian mengendap terbawa bersama-sama air hujan dan keluar
dari sumur Zam-zam. Masya Allah....
Tentu saja ini merupakan prasangka buruk yang merugikan dunia Islam.
Berita ini sampai ke telinga Raja Faisal yang amat marah mendengarnya.
Beliau lalu memerintahkan Menteri Pertanian dan Sumber Air untuk
menyelidiki masalah ini, dan mengirimkan sampel air Zam-zam ke
Laboratorium-laboratorium di Eropa untuk ditest.
Tariq Hussain, insinyur kimia yang bekerja di Instalasi Pemurnian Air
Laut untuk diminum, di Kota Jeddah, mendapat tugas menyelidikinya. Pada
saat memulai tugasnya, Tariq belum punya gambaran, bagaimana sumur
Zam-zam bisa menyimpan air yang begitu banyak seperti tak ada batasnya.
Hanya Sumur kecil
Ketika sampai di dalam sumur, Tariq amat tercengang ketika menyaksikan
bahwa ukuran “kolam” sumur itu hanya 18 x 14 feet saja (Kira-kira 5 x 4
meter). Tak terbayangkan, bagaimana caranya sumur sekecil ini bisa
mengeluarkan jutaan galon air setiap musim hajinya. Dan itu berlangsung
sejak ribuan tahun yang lalu, sejak zaman Nabi Ibrahim AS.
Tariq mulai mengukur kedalaman air sumur. Dia minta asistennya masuk ke
dalam air. Ternyata air sumur itu hanya mencapai sedikit di atas bahu
pembantunya yang tinggi tubuhnya 5 feet 8 inci. Lalu dia menyuruh
asistennya untuk memeriksa, apakah mungkin ada cerukan atau saluran
pipa di dalamnya. Setelah berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya,
ternyata tak ditemukan apapun!.
Dia berpikir, mungkin saja air sumur ini disupplai dari luar melalui
saluran pompa berkekuatan besar. Bila seperti itu kejadiannya, maka dia
bisa melihat turun-naiknya permukaan air secara tiba-tiba. Tetapi
dugaan inipun tak terbukti. Tak ditemukan gerakan air yang
mencurigakan, juga tak ditemukan ada alat yang bisa mendatangkan air
dalam jumlah besar.
Selanjutnya...
Dia minta asistennya masuk lagi ke dalam sumur. Lalu menyuruh berdiri,
dan diam ditempat sambil mengamati sekelilingnya. Perhatikan dengan
sangat cermat, dan laporkan apa yang terjadi, sekecil apapun. Setelah
melakukan proses ini dengan cermat, asistennya tiba-tiba mengacungkan
kedua tanganya sambil berteriak: “Alhamdulillah, Saya temukan dia!
Pasir halus menari-nari di bawah telapak kakiku. Dan air itu keluar
dari dasar sumur”.
Lalu asistennya diminta berputar mengelilingi sumur ketika tiba saat
pemompaan air (untuk dialirkan ke tempat pendistribusian air)
berlangsung. Dia merasakan bahwa air yang keluar dari dasar sumur sama
besarnya seperti sebelum periode pemompaan. Dan aliran air yang keluar,
besarnya sama di setiap titik, di semua area. Ini menyebabkan permukaan
sumur itu relatif stabil, tak ada guncangan yang besar.
Seusai pengamatan itu, Tariq mengirimkan sampel air ke beberapa
laboratorium di Eropa dan sebagian ke laboratorium di Arab Saudi. Dan
sebelum meninggalkan Ka’bah, dia berpesan kepada petugas di Mekkah
untuk menyelidiki keadaan sumur lainnya di sekitar Ka’bah.
Sesampainya di kantornya di Jekddah, dia mendapat laporan bahwa
sumur-sumur lain di sekitar Mekkah dalam keadaan kering. Jadi hanya
sumur Zam-zam yang penuh air.
Allahu Akbar..... Jika Allah menghendaki, apapun bisa terjadi.
Mengandung Zat Anti Kuman
Hasil penelitian sampel air di Eropa dan Saudi Arabia menunjukkan bahwa
Zam-zam mengandung zat fluorida yang punya daya efektif membunuh kuman,
layaknya seperti sudah mengandung obat. Lalu perbedaan air Zam-zam
dibandingkan dengan air sumur lain di kota Mekkah dan Arab sekitarnya
adalah dalam hal kuantitas kalsium dan garam magnesium. Kandungan kedua
mineral itu sedikit lebih banyak pada air zam-zam. Itu mungkin sebabnya
air zam-zam membuat efek menyegarkan bagi jamaah yang kelelahan.
Tambahan lagi, hasil laboratorium Eropa menunjukkan bahwa zam-zam layak
untuk diminum, sehat untuk diminum. Ini otomatis menjawab prasangka
buruk doktor di awal tulisan tadi.
Keistimewaan lain, komposisi dan rasa kandungan garamnya selalu stabil,
selalu sama dari sejak terbentuknya sumur ini. “Rasanya” selalu
terjaga, diakui oleh semua jemaah haji dan umrah yang selalu datang
tiap tahun. Tak pernah ada yang complain. Dan Air zam-zam ini tak
pernah dicampur bahan kimia apapun seperti layaknya air PAM kita. Murni
air sehat.
Satu kehebatan lagi, sumur air zam-zam tak pernah ditumbuhi lumut,
padahal di seluruh dunia sumur itu selalu ditumbuhi lumut dan tumbuhan
mikroorganisme.
Bisa Menyembuhkan Penyakit
Diriwayatkan dalam Sahih Muslim, Nabi bertanya kepada Abu Dzarr, yang
telah tinggal selama 30 hari siang malam di sekitar Ka’bah tanpa
makan-minum, selain Zamzam. “Siapa yang telah memberimu makan?”. “Saya
tidak punya apa-apa kecuali air Zamzam ini, tapi saya bisa gemuk dengan
adanya gumpalan lemak di perutku” Abu Dzarr menjelaskan, “Saya juga
tidak merasa lelah atau lemah karena lapar, dan tak menjadi kurus”.
Tambah Abu Dzarr. Lalu Nabi saw menjelaskan: ”Sesungguhnya, Zamzam ini
air yang sangat diberkahi, ia adalah makanan yang mengandung gizi”.
Nabi saw menambahkan: “Air zam-zam bermanfaat untuk apa saja yang
diniatkan ketika meminumnya. Jika engkau minum dengan maksud agar
sembuh dari penyakitmu, maka Allah menyembuhkannya. Jika engkau minum
dengan maksud supaya merasa kenyang, maka Allah mengenyangkan engkau.
Jika engkau meminumnya agar hilang rasa hausmu, maka Allah akan
menghilangkan dahagamu itu. Ia adalah air tekanan tumit Jibril, minuman
dari Allah untuk Ismail”.
(HR Daruqutni, Ahmad, Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas).
Rasulullah SAW pernah mengambil air zam-zam dalam sebuah kendi dan
tempat air dari kulit, kemudian membawanya kembali ke Madinah. Air
zam-zam itu digunakan Rasulullah saw untuk memerciki orang sakit dan
kemudian disuruh meminumnya. Itu sebabnya saat ini banyak jamaah yang
membawa air zam-zam untuk diberikan kepada famili dan kerabatnya di
Tanah air.
Yusria Abdel-Rahman Haraz dari negeri Arab, mengatakan bahwa ia
terserang penyakit “bisul” di matanya. Sakitnya bukan main, tak bisa
disembuhkan dengan obat. Dia hampir mendekati buta. Seorang dokter
terkenal menasehati dia untuk diinjeksi dengan obat khusus, yang
mungkin bisa menyembuhkan sakitnya. Tapi ternyata ada efek
sampingannnya yang bisa membuat dia buta selamanya.
Yusria sangat yakin akan kemurahan Allah SWT. Dia lalu pergi
melaksanakan umrah dan memohon kepada Allah menyembuhkan penyakitnya.
Di Baitullah dia melakukan tawaf, yang saat itu tak terlalu padat
dengan manusia. Dia lalu bisa tinggal lebih lama di lokasi air zamzam.
Dia manfaatkan untuk terus membasuh kedua matanya yang sakit. Ketika
dia kembali ke hotel, aneh, kedua matanya yang sakit menjadi sembuh,
dan bisulnya berangsur hilang.
Kejadian ini membuktikan ucapan Rasulullah SAW di atas:” Air zam-zam
bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya. Jika engkau
minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah
menyembuhkannya.
Demikianlah beberapa khasiat air Zamzam. Manfaatkanlah sebaik-baiknya
keistimewaan Zam-zam ini ketika kita meminumnya di Mekkah waktu ziarah
nanti, atau ketika kita dihadiahi kerabat, teman kita, yang baru pulang
dari Tanah Suci. Dianjurkan membaca do’a dulu sebelum meminumnya.
Insya Allah dengan izin-Nya kita akan mendapatkan kebaikan di sisi-Nya ...
Amin ...